E-LEARNING

Ada beberapa manfaat pembelajaran elektronik atau e-learning, diantaranya adalah: Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility). Bertambahnya Interaksi pembelajaran antara Dosen dan mahasiswa (interactivity enhancement). Menjangkau Mahasiswadalam cakupan yang luas (global audience). Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).
Manfaat e-learning juga dapat dilihat dari 2 sudut pandang :
a. Manfaat bagi Mahasiswa
Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, kita dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Selain itu mahasiswa juga dapat berkomunikasi dengan dosen setiap saat, misalnya melalui chatting dan email. Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses melalui internet, maka kita dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja, juga tugas-tugas pekerjaan rumah dapat diserahkan kepada dosen begitu selesai dikerjakan.

b. Manfaat bagi Dosen
Dengan adanya kegiatan e-Learning manfaat yang diperoleh guru/dosen antara lain adalah bahwa dosen akan lebih mudah melakukan pembaruan materi maupun model pengajaran sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, juga dapat dengan efisien mengontrol kegiatan belajar mahawanya.

Pengalaman negara lain dan juga pengalaman distance learning di Indonesia ternyata menunjukkan sukses yang signifikan, antara lain:
·         mampu meningkatkan pemerataan pendidikan;
·         mengurangi angka putus kuliah;
·         meningkatkan prestasi belajar;
·        meningkatkan kehadiran mahasiswa di kelas,
·         meningkatkan rasa percaya diri;
·         meningkatkan wawasan (outward looking);
·         mengatasi kekurangan tenaga pendidikan; serta
·         meningkatkan efisiensi. (Soekartawi, 2005)
Keuntungan menggunakan e-Learning diantaranya adalah sebagai berikut:
·         Menghemat waktu proses belajar mengajar
·         Mengurangi biaya perjalanan
·         Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku)
·         Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas
·         Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan
E-learning mempermudah interaksi antara Mahasiswadengan bahan/materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara mahasiswa  dengan dosen  maupun antara sesama Mahasiswa. Mahasiswa dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Dosen dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh Mahasiswadi tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh para peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan,dosen dapat pula memberikan kesempatan kepada Mahasiswauntuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh mahasiswa sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula (Website Kudos, 2002).
Manfaat E-learning

Manfaat E-learning anra lain sebagai berikut :

Efisiensi Biaya.
E-learning tersebut memberi efisiensi biaya bagi administrasi penyelenggarannya, efisiensi penyediaan sarana serta juga fasilitas fisik untuk dapat belajar serta juga efisiensi biaya bagi pembelajar ialah biaya transportasi serta akomodasi.
Fleksibel.
E-learning tersebut memberi fleksibilitas didalam memilih waktu serta juga tempat untuk dapat mengakses perjalanan.
Belajar Mandiri.
E-learning tersebut memberi kesempatan bagi pembelajar dengan secara mandiri memegang seluruh kendali atas keberhasilan dalam proses belajar.

Manfaat E-learning dengan menurut Pranoto, dkk (2009:309) antara lain sebagai berikut:

Meningkatkan suatu partisipasi aktif dari mahasiswa.
Meningkatkan suatu kemampuan belajar mandiri mahasiswa.
Meningkatkan suatu kualitas materi pendidik serta juga pelatihan.
Meningkatkan suatu  kemampuan untuk dapat menampilkan informasi dengan perangkat teknologi informasi, yang mana dengan perangkat biasa akan sulit dilakukan.


Implementasi sistem e-learning di Mercu Buana

Pendapat saya, sistem e-learning di universitas Mercu Buana ini cukup efektif karena mempermudah bagi mahasiswa dari segi waktu, partisipasi aktif, serta meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa. Pemanfaatan elearning sebagai media pembelajaran telah meningkatkan  efektifitas dan efisiensi waktu dalam belajar dan meningkatkan keterampilan teknologi informasi, kedisiplinan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan, dan memudahkan komunikasi dengan dosen pemngampu matakuliah yang bersangkutan. Namun begitu, bukan berarti pemanfaatan elearning tanpa hambatan sama sekali, terutama pada saat pertama sekali menggunakannya. Hambatan-hambatan teknis merupakan hal yang pada umumnya dihadapi oleh mahasiswa selama menggunakan media elektronik learning. Hambatan ini menjadikan tantangan tersendiri bagi mereka dalam menggunakan media elektronik ini.



Saran untuk perbaikan e-learning Univeristas Mercu Buana

Pendapat saya, kalau bisa upload quiz dan forum dari dosen jangan terlalu dekat dengan batas waktu terakhir dikumpulkan serta ditingkatkan lagi servernya sehingga tidak ada lagi susah mengerjakan e-learning karena server yang down.

Untuk mempermudah penyebaran pengetahuan dan mendukung system pembelajaran ini perusahaan harus memiliki system yang mampu mengakomodasi semua kebutuhan perusahaan dalam hal penyebaran pengetahuan dengan efisiensi biaya yang tinggi dan kemudahan akses dari para pegawainya. Tujuan utama system manajemen pengetahuan adalah meningkatkan kompetensi pegawai di perusahaan sebagai bagian dari pengelolaan sumber daya manusia. Perkembangan teknologi informasi (TI) yang sedemikian pesat tersebut menciptakan kultur baru bagi semua orang di seluruh dunia. Integrasi teknologi informasi ke dalam dunia usaha telah menciptakan pengaruh besar. Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi, system manajemen pengetahuan di perusahaan dapat digunakan secara efisien dan efektif serta berkelanjutan.
   Salah satu produk integrasi teknologi informasi ke dalam dunia usaha adalah e-learning atau elektronik learning. Saat ini e-Learning mulai mengambil perhatian banyak pihak, baik dari kalangan akademik, profesional, perusahaan maupun industri. E-learning adalah bentuk pembelajaran konvensional yang dituang dalam format digital dan disajikan melalui teknologi informasi. Dalam dunia usaha dan industri, e-Learning dinilai mampu membantu proses dalam meningkatkan kompetensi karyawan atau sumber daya manusia.
   E-Learning merupakan sebuah alat yang dinilai ampuh untuk lebih memberdayakan sistem manajemen pengetahuan. Dikatakan demikian, karena dengan adanya e-Learning, proses pengaksesan informasi yang telah terekam dapat dilakukan dari tempat yang jauh dari perusahaan tempat kerja. Sehingga e-Learning tidak hanya berfungsi sebagai fasilitator juga sekaligus mempermudah mereka (para karyawan perusahaan tersebut) untuk terus belajar dari pengalaman mereka sebelumnya yang telah direkam dan didokumentasikan serta tersimpan dalam repository.
   Dengan sistem e-Learning yang dimanfaatkan secara tepat guna, suatu organisasi/perusahaan dapat dengan cepat meningkatkan efisiensi dalam mereplikasi pengetahuan yang telah berhasil dikuasai dan dipelajari di suatu bagian ke seluruh sendi tubuh organisasi/perusahaan yang lainnya. Replikasi secara cepat ini sangat penting dalam memastikan bahwa perusahaan tidak lagi berulang-ulang melakukan kesalahan yang sama dan harus kembali lagi mempelajarinya dari awal, serta informasi pengetahuan menjadi tidak terisolasi dalam suatu bagian-bagian individu-individu dalam suatu organisasi/perusahaan.
   E-Learning memberdayakan salah satu karakteristik yang berguna dari pengetahuan, yaitu sekali diciptakan kemudian disimpan. Dengan demikian, akan sangat mudah untuk direplikasikan ke seluruh bagian organisasi/perusahaan. Penggunaan e-learning bertujuan untuk memberikan pembelajaran kepada karyawan untuk meningkatkan kompetensinya secara berkelanjutan guna menunjang kinerja karyawan itu sendiri. Hal tersebut pada akhirnya akan berperan pada tingkat kemajuan dan kinerja perusahaan.


1. Pengertian dan Sejarah E Learning
Pengertian E-Learning
E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa ahli mencoba menguraikan pengertian e-learning menurut versinya masing-masing, diantaranya :
Menurut Allan J. Henderson, e-learning adalah pembelajaran jarak jauh yang menggunakan teknologi komputer, atau biasanya Internet (The e-learning Question and Answer Book, 2003).
William Horton menjelaskan bahwa e-learning merupakan pembelajaran berbasis web (yang bisa diakses dari Internet).
Henderson menambahkan juga bahwa e-learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran di kelas.
Hartley menyatakan, E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain.
LearnFrame.Com, E-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone
Thomson, Ganxglass, dan Simon menjelaskan bahwa, secara jaringan, elearning dapat didefinisikan sebagai upaya menghubungkan pembelajar (murid) dengan sumber belajarnya (database, pakar/guru, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan. Interaktifitas dalam hubungan tersebut dapat dilakukan secara langsung (synchronous) maupun tidak langsung (asynchronous). E-Learning berasal dari perpadanan dua kata yakni ‘e’ dan ‘learning’. ‘e’ merupakan singkatan dari electronic dan learning adalah pembelajaran. Jadi E-Learning atau elektornik learning adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan memanfaatkan fungsi internet dalam kegiatan pembelajaran dengan menjadikan fasilitas elektronik sebagai media pembelajaran.
   E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.
   E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).

Sejarah E-Learning
   E-learning pertama kali diperkenalkan oleh Universitas Illionis di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruktion) dan komputer bernama PLATO. Sejak saat itu, perkembangan e-learning berkembang sejalan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi.
Berikut perkembangan e-learning dari masa ke masa :
Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan Audio) dalam format mov, mpeg-1, atau avi.
Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara masal.
Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS.Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar.Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar dan berukuran kecil.
   Melihat perkembangan e-learning dari dari masa ke masa yang terus berkembang mengikuti perkembangan teknologi, maka dapat disimpulkan bahwa e-learning akan menjadi sistem pembelajaran masa depan. Seiring perkembangan Internet, penggunaan sistem e-learning pun tumbuh luar biasa.Internet telah digunakan sebagai salah satu tool untuk melakukan pembelajaran.

2. Komponen E-learning
a.PNG
Komponen-komponen pendukung dari proses e-Learning menurut Wahono dalam Adri (2007:4) ada 3 komponen, antara lain :
Sistem dan Aplikasi e-Learning : Sistem dan Aplikasi e-Learning: Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang opensource sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di sekolah dan universitas kita. Sistem dan Aplikasi E- Learning merupakan suatu sistem pendukung yang berfungsi untuk memvirtualisasikan proses belajar mengajar. Seperti kegiatan belajar mengajar pada umumnya, aplikasi e-learning harus dapat menggantikan proses migrasi konten konvensional ke digital. E-Learning pada perusahaan, meliputi: proses pemberian materi yang berhubungan dengan pekerjaan, sertifikasi, pengisisan kuisioner, ujian online kenaikan pangkat, hingga melihat progress masing-masing karyawan. Contoh e-learning dalam dunia pendidikan : pemberian materi pelajaran, forum, dan kuis serta ujian online.
LMS atau lebih dikenal dengan Learning Management System adalah suatu perangkat lunak atau software yang digunakan untuk mengelola (untuk keperluan administrasi), dokumentasi, materi dan bahan ajar pelatihan serta laporan kegiatan belajar mengajar secara online (terhubung ke internet). Untuk mengembangkan e-Learning, saat ini telah tersedia banyak Learning Management System, baik yang komersial ataupunyang bersifat Open Source, contohnya : MOODLE. Secara umum, LMS menyediakan fitur standar untuk e-Learning , diantaranya:
• Fitur untuk ujian dan tugas, meliputi ujian (exam), tugas (assignment), dan penilaian.
• Fitur untuk diskusi dan komunikasi, meliputi forum diskusi (mailing list), instant messenger, pengumuman, profil dan kontak instruktur, serta File and Directory Sharing.
• Fitur untuk materi pembelajaran, meliputi daftar pelajaran dan kategorinya, silabus, materi pelajaran (berbasis teks atau multimedia), serta bahan pustaka.
Konten Elearning : Konten dan bahan ajar yang ada pada E-Learning system (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau Textbased Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh user kapanpun dan dimanapun.
     Konten E-Learning: Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun. Depdiknas cukup aktif bergerak dengan membuat banyak kompetisi pembuatan multimedia pembelajaran. Pustekkom juga mengembangkan edukasi.net yang mem-free-kan multimedia pembelajaran untuk SMP, SMA dan SMK. Juga mari kita beri applaus ke pak Gatot (Biro PKLN) yang mulai memberikan insentif dan beasiswa untuk mahasiswa yang mengambil konsentrasi ke Game Technology yang arahnya untuk pendidikan. Ini langkah menarik untuk mempersiapkan perkembangan e-Learning dari sisi konten. Sedangkan Actor yang ada dalam pelaksanakan e-Learning boleh dikatakan sama dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya guru (instruktur) yang membimbing, siswa yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar mengajar.
   Sebenarnya materi E-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.
E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer.Pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet, pembelajar dapat berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar.
E-Learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. E-Learning secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola E-Learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa E-Learning untuk umum. E-Learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi/perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas.
Maka, dapat disimpulkan E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain serta perangkat maupun aplikasi elektronik lain baik online maupun offline sepeti CD/DVD, radio, fax, telepon,  (melalui aplikasi e-mail, dll).
Infrastruktur Elearning : Infrastruktur E-Learning, yaitu dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia.Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila menggunakan layanan synchronous learning melalui teleconference.
Actor (orang terlibat dalam E-Learning) yang ada dalam pelaksanakan E-Learning boleh dikatakan sama dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya guru (instruktur) yang membimbing, siswa yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar mengajar.
3. Metode Penyampaian E-Learning
Interaksi pembelajaran adalah merupakan komunikasi antara aktor-aktor dalam E-Learning (Guru atau tutor, Siswa, admin). Jika dilihat dari aktornya bentuk komunikasi dalam E-Learning meliputi:
Komunikasi Guru ke siswa secara individu
Komunikasi guru ke siswa secara kelompok
Komunikasi Siswa ke siswa
Sementara itu jika dilihat dari komponen tekhnologi atau infrastruktur elearning interaksi atau penyempaian materi dalam E-Learning dibedakan menjadi dua yaitu :
Synchrounous E-Learning: metode penyampaian pembelajaran dimana guru dan siswa dalam kelas dan waktu yang sama meskipun secara tempat berbeda. Contohnya: chatting, teleconference, meeting bulanan manajer seluruh cabang United Tractor di Indonesia  melalui teleconference.
Asynchronouse E-Learning : metode penyampaian pembelajaran dimana tutor dan peserta dalam kelas yang sama (kelas virtual), meskipun dalam waktu dan tempat yang berbeda. Nah disinilah diperlukan peranan sistem (aplikasi) E-Learning berupa Learning Management System dan content baik berbasis text atau multimedia. Sistem dan content tersedia dan online dalam 24 jam nonstop di Internet. Tutor dan peserta bisa melakukan proses belajar mengajar dimanapun dan kapanpun. Tahapan implementasi E-Learning yang umum, Asynchronous E-Learning dimatangkan terlebih dahulu dan kemudian dikembangkan ke Synchronous E-Learning ketika kebutuhan itu datang.
Perbandingan Synchronous dan Asynchronous
Synchronous Elearning
Bisa terjadi komunikasi dua arah antara pengajar dan pelajar secara langsung. Akan tetapi memerlukan instruktur secara langsung dan jadwal yang disusun sebelumnya
Meminimalisir biaya transportasi. Tapi hilangnya non verbal communication
Efektif apabila materi tergolong cepat perubahannya
Di Indonesia masih bermasalah dengan bandwidth
b.PNG

Pemahaman Asynchronous Elearning
Keuntungan utamanya adalah content didistribusikan ke pelajar, sesuai untuk kebutuhan individual
Tidak memerlukan instruktur secara langsung, Agar efektif, harus disajikan lebih menarik dan informasi yang disampaikan lebih detail
Content harus dibuat selengkap mungkin dan disajikan secara menarik. Siapkan materi yang mungkin sering ditanyakan sekaligus jawabannya
Asynchronous Elearning bisa dikategorikan menjadi dua:
Rapid Elearning : Satu atau dua orang mampu membuatnya dalam waktu satu hari atau seminggu
Traditional Elearning: Membutuhkan tim untuk membuat mulai 3 hingga 6 bulan
Ciri Rapid Elearning
Perubahan isi dalam waktu yang relatif cepat atau diupdate secara berkala
Isi hanya memiliki masa berlaku yang singkat
Biaya terbatas
Informasi yang disampaikan sedang hangat
Waktu delivery yang cepat di butuhkan
Materi bisa dijelaskan melalui kata
Ciri Traditional Elearning
Isi sudah fix atau jarang berubah
Masa berlaku materi cukup lama
Memiliki budget yang besar
Isi bersifat orisinil
Memerlukan model 3D

4. Strategi Implementasi E-Learning
Menurut Koswara (2006) ada beberapa strategi pengajaran yang dapat diterapkan dengan menggunakan teknologi E-Learning adalah sebagai berikut :
Learning by doing. Simulasi belajar dengan melakukan apa yang hendak dipelajari; contohnya adalah simulator penerbangan (flight simulator), dimana seorang calon penerbang dapat dilatih untuk melakukan penerbangan suatu pesawat tertentu seperti ia berlatih dengan pesawat yang sesungguhnya.
Incidental learning. Mempelajari sesuatu secara tidak langsung. Tidak semua hal menarik untuk dipelajari, oleh karena itu dengan strategi ini seorang mahasiswa dapat mempelajari sesuatu melalui hal lain yang lebih menarik, dan diharapkan informasi yang sebenarnya dapat diserap secara tidak langsung. Misalnya mempelajari geografi dengan cara melakukan “perjalanan maya” ke daerah-daerah wisata.
Learning by reflection. Mempelajari sesuatu dengan mengembangkan ide/gagasan tentang subyek yang hendak dipelajari. Mahasiswa didorong untuk mengembangkan suatu ide/gagasan dengan cara memberikan informasi awal dan aplikasi akan “mendengarkan” dan memproses masukan ide/gagasan dari mahasiswa untuk kemudian diberikan informasi lanjutan berdasarkan masukan dari mahasiswa.
Case-based learning. Mempelajari sesuatu berdasarkan kasus-kasus yang telah terjadi mengenai subyek yang hendak dipelajari. Strategi ini tergantung kepada nara sumber ahli dan kasus-kasus yang dapat dikumpulkan tentang materi yang hendak dipelajari. Mahasiswa dapat mempelajari suatu materi dengan cara menyerap informasi dari nara sumber ahli tentang kasus-kasus yang telah terjadi atas materi tersebut.
Learning by exploring. Mempelajari sesuatu dengan cara melakukan eksplorasi terhadap subyek yang hendak dipelajari. Mahasiswa didorong untuk memahami suatu materi dengan caramelakukan eksplorasi mandiri atas materi tersebut. Aplikasi harus menyediakan informasi yang cukup untuk mengakomodasi eksplorasi dari mahasiswa. Mempelajari sesuatu dengan cara menetapkan suatu sasaran yang hendak dicapai (goal-directed learning). Mahasiswa diposisikan dalam sebagai seseorang yang harus mencapai tujuan/sasaran dan aplikasi menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam melakukan hal tersebut. Mahasiswa kemudian menyusun strategi mandiri untuk mencapai tujuan tersebut.
c.PNG


5. Fungsi dan Penyelenggaraan E-Learning
Setidaknya ada 3 (tiga) fungsi E-Learning terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu (Siahaan, 2004):
Suplemen (tambahan), yaitu apabila mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak ada kewajiban bagi siswa untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, siswa yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan
Komplemen (pelengkap), yaitu apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pengayaan atau remedial. Dikatakan sebagai pengayaan (enrichment), apabila kepada siswa yang dapat dengan cepat menguasai/ memahami materi pelajaran yang disampaikan pada saat tatap muka diberi kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka.Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang telah diterima di kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila siswa yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran pada saat tatap muka diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka.Tujuannya agar siswa semakin mudah memahami materi pelajaran yang disajikan di kelas.
Substitusi (pengganti), yaitu apabila E-Learning dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar, misalnya dengan menggunakan model-model kegiatan pembelajaran. Ada 3 (tiga) alternatif model yang dapat dipilih, yakni: (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet.
Ada beberapa pertimbangan untuk menggunakan e-learning dewasa ini, antara lain:
Harga perangkat komputer semakin lama semakin terjangkau (tidak lagi diperlakukan sebagai barang mewah)
Peningkatan kemampuan perangkat komputer dalam mengolah data lebih cepat dan kapasitas penyimpanan data semakin besar
Memperluas akses atau jaringan komunikasi
Memperpendek jarah dan mempermudah komunikasi
Mempermudah pencarian atau penelusuran informasi melalui internet.

6. Karakteristik E- learning dan manfaat E- Learning
Karakteristik E-Learning

Memanfaatkan jasa teknologi informasi dan komunikasi berupa internet sehingga penyampaian pesan dan komunikasi guru dan siswa secara mudah dan cepat.
Memanfaatkan media komputer seperti jaringan komputer (computer networks atau digital media).
Menggunakan pendekatan pembelajaran mandiri. Dengan menggunakan e-learning, pembelajar dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap pembelajar karena pembelajaran tidak dilakukan secara langsung.
Materi pembelajaran dapat disimpan di komputer.
Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga mengetahui hasil kemajuan belajar, administrasi pendidikan, serta untuk mengetahui informasi yang banyak dari berbagai sumber informasi.
Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di computer.

Sumber website:
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-e-learning-karaktiristik-dan-manfaat-e-learning-terlengkap/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Telecommunication Internet & Wireless Technology

Informasion In Implementasion